Wakapolri Tegaskan akan Berantas Kartel Pangan

By Admin


nusakini.com - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Syafruddin dengan tegas mengatakan bahwa salah satu tugas polri adalah memberantas kartel pangan. Sebab, hal itu merupakan salah satu penyebab meningkatnya impor, khususnya pangan ke Indonesia.

"Tugas Polri adalah menindak kartel. Karena salah satu indikator yang selama ini menghambat ataupun yang menahan swasembada itu adalah kartel. Untuk itu, tugas Polri adalah menghabisi kartel," kata Komjen Pol Syafruddin ketika mendampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi PTPN XIV di Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (9/1/2017). 

Bahkan pihaknya telah membuktikan pemberantasan kartel pangan dengan memproses puluhan kasus kartel yang kini masih berjalan di Mabes Polri. "Saya sampaikan tadi, salah satu yang menyebabkan atau indikatornya itu (impor pangan) adalah kartel, maka tahun ini ada sekitar 40 kasus kartel yang sedang ditangani Bareskrim Polri. Jadi, kita akan berantas itu masalah kartel dan kita akan fokus ke sana karena salah satu fokus utama daripada penanggulangan tindak pidana itu ke kartel," terang mantan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Lemdikpol) Polri itu, yang didampingi oleh Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono, dan Wakil Gubernur Sulsel serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Muhammad Syakir.  

Dijelaskan Komjen Pol Syafruddin, sekarang ini kebutuhan pangan sangat diperlukan untuk stabil hingga waktu ke waktu mendatang sehingga negara ini bisa stabil. "Jadi satu-satunya yang bisa menstabilkan negara ini dan bisa berdiri tegak adalah terpenuhinya kebutuhan pangan. Oleh karena itu, aparat keamanan yaitu TNI dan Polri fokus ke situ," papar mantan ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2004 itu. 

Untuk mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan, pihanya kini sedang melakukan kerjasama dengan para petani dan Kementerian Pertanian untuk mengawal peningkatan produksi jagung. "Dimana TNI sudah terjun ke persawahan di padi dan beras, kemudian Polri menyusul bersama-sama bergandengan tangan dengan para petani untuk mendukung itu semua. Masalah keamanan dijamin. Ini Kapolda, saya perintahkan untuk memperhatikan ini," ujar Komjen Syafruddin yang juga mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam Polri) tersebut. 

Senada dengan Wakapolri Komjen Syafruddin, Mentan Andi Amran Sulaiman juga mengakui tanpa dukungan dari kepolisian rasanya sulit untuk swasembada. Buktinya dalam kasus pupuk, Polri telah memproses 40 kasus hingga masuk penjara. "Kami masih ingat di awal saya jadi Menteri, ada 40 kasus pupuk dikirim ke penjara. Sekarang pupuk tidak langka lagi, sudah terpenuhi. Dulu 300 kabupaten kami kunjungi, semua berteriak pupuk langka," katanya. 

Oleh karena itu, Mentan menargetkan paling lambat tahun 2018 sudah swasembada jagung juga. "Sekian puluh tahun kita impor dari Argentina, Belgia dengan Amerika. Tahun ini impor kita turun 66 persen. Itu capaian tertinggi sepanjang sejarah republik ini," ujar Mentan.(p/mk)